Oleh Iswan Sual
Seorang pemuda diminta oleh seorang ibu untuk memanjat pohon
rambutan dan memetiknya karena mereka ingin sekali menikmati buah rambutan yang
kulitnya tampak merah dan menarik hati itu.
“Ah buah itu asam,” kata pemuda itu sambil berlalu meninggal
para ibu yang ingin sekali makan buah rambutan.
Melihat penolakkan halus itu ibu geram. Merekapun berembuk
dan akhirnya memberanikan diri untuk memetik buah-buah itu sendiri. Dengan
susah payah dua orang perempuan bergelayutan di atas pohon meraih setiap buah
yang agak jauh dari batang.
Setelah selesai mendapatkan sesosiru, mulailah mereka
menikmati beramai-ramai. Terdapat anak-anak juga. Muncullah pemuda tadi dengan
tiba-tiba. Tanpa ditawari dia mulai memakan buahnya satu per satu dengan
rakusnya. Para perempuan yang masih di atas pohon kaget dengan kejadian itu.
“Hey…sialan kamu! Tadi kamu bilang asam. Sekarang kami makan
laiknya binatang kelaparan,” teriak perempuan yang berbadan gempal.
Si pemuda malas itu cuek. Dia tak menghentikan walaupun
ditegur. Perempuan itu pun berteriak lagi dengan kasar penuh makian. Si pemalas
akhirnya bereaksi.
“Ok…tinggal sepuluh yang akan aku makan. Satu…,” katanya
sambil menghitung dan terus makan, “ dua……..…tiga…..….empat……….”
Perempuan gempal yang masih di atas pohon itu naik darah
kemudian turun mengejar si pemuda malas dengan beringasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar